Memberi
Pemahaman dalam PembelajaranSistem Koordinat Geometri
Abstrak
Banyak penelitian menunjukkan bahwa TIK
telah terbukti bermanfaat sebagai alat untuk mendukung dan mentransformasi
pengajaran dan pembelajaran. Di kelas matematika, TIK dapat membantu siswa dan
guru melakukan perhitungan, menganalisis data, mengeksplorasi konsep matematika
sehingga meningkatkan pemahaman matematika. Penelitian kuasi eksperimental
dengan rancangan post-test kelompok non-ekivalen ini dilakukan untuk menguji
pengaruh penggunaan perangkat lunak bebas yang disebut GeoGebra dalam
pembelajaran Koordinat Geometri di kalangan siswa yang tergolong kemampuan
siswa dengan kemampuan visual spasial (HV) dan Siswa dengan kemampuan visual
spasial rendah (LV). Alat Uji Kemampuan Visualisasi Spasial (SVATI) telah
digunakan untuk mengkategorikan siswa dalam tingkat kemampuan spasial yang
berbeda. Sebanyak 53 siswa sekolah menengah di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur
ikut serta dalam penelitian ini. Mereka ditugaskan ke dalam dua kelompok yang
berbeda. Satu kelompok diajarkan Koordinat Geometri menggunakan GeoGebra
sementara yang lainnya belajar cara tradisional. Prestasi matematika siswa
diukur dengan menggunakan post test pada akhir intervensi. Format tes
didasarkan pada silabus Matematika KBSM Tambahan. Hasil uji t-test independen
menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam prestasi matematika rata-rata
antara kelompok GeoGebra (M = 65,23, SD = 19,202) dan kelompok strategi
pengajaran tradisional (M = 54,7, SD = 15,660); [T (51) = 2.259, p = 0.028
<.0.05]. Penelitian ini juga menemukan bahwa siswa HV tampil lebih baik
daripada siswa LV di kedua kelompok. Temuan menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara siswa HV antara kelompok GeoGebra dan kelompok
tradisional. Sedangkan siswa LV pada kelompok GeoGebra (M = 64,07, SD = 21,569)
secara signifikan mengungguli siswa LV pada kelompok tradisional (M = 48,79, SD
= 15,106); [T (51) = 2.222, p = 0.036 <0.05]. Temuan ini menunjukkan bahwa
penggunaan GeoGebra meningkatkan kinerja siswa dalam pembelajaran Koordinat
Geometri.
1.
PENDAHULUAN
Dalam lingkungan yang berubah dengan cepat ini,
pendidikan harus berubah secepat teknologi. Menurut Fluck (2010), masa depan
Informasi, Komunikasi dan Teknologi (TIK) harus berperan sebagai peran
transformasi dalam pendidikan dan bukan integrasi ke dalam bidang studi yang
ada. Pandangan transformatif TIK di bidang pendidikan mengharuskan kita untuk
meneliti cara-cara baru tentang pedagog dan kurikulum yang sesuai bagi generasi
baru yang bekerja dengan alat baru. Di Malaysia, investasi besar di bidang TIK
telah diimplementasikan untuk mencapai pengajaran dan pembelajaran yang efektif
di kelas. Kementerian Pendidikan Malaysia (MOE) telah melihat penerapan dan
penggunaan TIK di bidang pendidikan di Malaysia sebagai upaya utama untuk
menciptakan pekerja berbasis pengetahuan yang nantinya akan menghasilkan
ekonomi (Ismail, 2008).
Untuk itu, Pemerintah Malaysia telah meluncurkan
beberapa proyek mega yang bisa memulai penggunaan TIK selama pengajaran dan
pembelajaran. Melalui proyek mega Multimedia Super Corridor, Smart School
dibangun dengan peralatan TIK terbaru untuk membuat Litbang sesuai dengan
kebutuhan kontemporer. Program Smart School dimaksudkan untuk menghasilkan
tenaga kerja yang berpikiran dan melek teknologi, demokratisasi pendidikan,
mendorong partisipasi pemangku kepentingan dalam pendidikan, mengembangkan
potensi individu secara keseluruhan, dan memberi kesempatan untuk meningkatkan
kekuatan dan kemampuan individu (Smart School Conceptual Blueprint , 1997). Ini
juga bertujuan untuk mengoptimalkan potensi siswa Malaysia di semua sekolah
menggunakan TIK sebagai enabler untuk membuat pembelajaran di kelas lebih
efektif (Kementerian Pendidikan Malaysia, 2006).
Upaya MOE Malaysia ini juga sejalan dengan Prinsip
dan Standar Guru Matematika Nasional (NCTM) untuk Matematika Sekolah dimana
mereka mendedikasikan teknologi sebagai salah satu dari enam prinsip mereka
untuk matematika sekolah. Menurut NCTM (2000), teknologi sangat penting dalam
pengajaran dan pembelajaran matematika dimana hal itu dapat mempengaruhi
matematika yang diajarkan dan meningkatkan pembelajaran siswa. Selain itu,
teknologi juga dapat membantu siswa untuk memberikan gambaran visual mereka
tentang gagasan matematika, mengatur dan menganalisis data, dan dapat
menghitung secara efisien dan akurat. Teknologi dapat mendukung siswa untuk
menyelidiki di setiap bidang matematika, seperti geometri, statistik, aljabar,
pengukuran dan angka (NCTM, 2000).
Literatur telah menunjukkan bahwa kemajuan komputer
telah membawa inovasi hebat dan oleh karena itu guru sekolah harus kompeten
dalam menggunakan komputer sehingga mereka dapat memaksimalkan penggunaannya
dalam pengajaran dan pembelajaran (Kumar, Rose, & D'Silva, 2008). Sebagai
tambahan, Nik Azis (2008) membedakan bahwa penggunaan TIK harus diintegrasikan
dalam Kurikulum Matematika baik secara formal maupun informal dan tidak
menjadikannya sebagai komponen tambahan. Dengan mengintegrasikan TIK ke dalam
praktik pengajaran sehari-hari mereka, para guru dapat memberikan kesempatan
kreatif untuk mendukung pembelajaran siswa dan mendorong perolehan pengetahuan
dan keterampilan matematika (Hohenwarter & Hohenwarter, 2009). Bila alat
teknologi tersedia, siswa dapat fokus pada pengambilan keputusan, refleksi,
penalaran, dan pemecahan masalah. Siswa juga bisa mendapatkan keuntungan dengan
cara yang berbeda dari integrasi teknologi ke dalam pengajaran dan pembelajaran
sehari-hari. Sebagai contoh, Hollebrands (2007) menyoroti bahwa kesempatan
belajar baru disediakan di lingkungan teknologi yang berpotensi membantu siswa
untuk terlibat dengan objek matematika dan tingkat pemahaman yang berbeda. TIK
juga menambahkan dimensi baru dalam pengajaran dan pembelajaran Matematika
dengan membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika tertentu (Voorst,
1999). Van Voorst (1999) dan Hohenwater (2009) mengklaim bahwa visualisasi dan
eksplorasi objek dan konsep matematika di lingkungan multimedia dapat mendorong
pemahaman dengan cara baru.
Di Malaysia, geometri diajarkan di tingkat sekolah
dasar dan menengah. Koordinat Geometri diajarkan dalam bentuk empat untuk siswa
yang mengambil mata kuliah Matematika Tambahan. Geometri didefinisikan sebagai
keterampilan dasar oleh Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM, 2000). Geometri
pembelajaran mungkin tidak mudah dan sejumlah besar siswa gagal mengembangkan
pemahaman yang memadai tentang konsep geometri, penalaran geometri dan
keterampilan memecahkan masalah geometri (Battisa, 1999; Idris, 2006). Menurut
Noraini Idris (2006) kurangnya pemahaman dalam belajar geometri sering
menyebabkan keputusasaan di antara siswa, yang selalu akan menyebabkan kinerja
geometri buruk. Dia mengklaim bahwa beberapa faktor telah diidentifikasi
menyebabkan kesulitan dalam pembelajaran geometri, yaitu bahasa geometri,
kemampuan visualisasi dan instruksi yang tidak efektif. Selanjutnya, ia
menyoroti bahwa visualisasi spasial telah dikaitkan dengan pencapaian geometris
karena geometri bersifat visual. Geometri membutuhkan kemampuan
memvisualisasikan namun banyak siswa tidak dapat memvisualisasikan objek tiga
dimensi dalam perspektif dua dimensi. Geometri adalah studi tentang bentuk dan
ruang (Guven & Kosa, 2008).Tanpa kemampuan spasial, siswa tidak dapat
sepenuhnya menghargai alam. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa
teknologi memiliki potensi penting untuk mengembangkan keterampilan spasial.
Travis dan Lenon (1997) menggunakan MAPLE, sebuah paket perangkat lunak
komputer dengan kemampuan grafik untuk meningkatkan keterampilan spasial
menemukan bahwa siswa di kelas eksperimen lebih berhasil dalam tes keterampilan
spasial. Dalam penelitian lain, Hodanbosi (2001) menggunakan Geometer's
Sketchpad (GSP), perangkat lunak geometri dinamis menemukan bahwa siswa di
kelompok GSP memiliki nilai pencapaian signifikan lebih tinggi pada Tes
Prestasi Geometri daripada siswa dalam kelompok tradisional.
Dalam studi ini, GeoGebra OSS dipilih dari paket
perangkat lunak yang tersedia untuk pengajaran dan pembelajaran matematika.
GeoGebra adalah perangkat lunak dinamis open source gratis untuk pengajaran dan
pembelajaran matematika yang menawarkan fitur geometri dan aljabar di
lingkungan perangkat lunak yang terhubung sepenuhnya. Ini dirancang untuk
menggabungkan fitur perangkat lunak geometri dinamis (misalnya Geometri Cabri,
Sketsa Geometer) dan sistem aljabar komputer (misalnya Deriv, Maple) dalam
satu, terpadu, dan mudah digunakan untuk belajar matematika, (Hohenwarter,
Jarvis , & Lavicza, 2009). Program perangkat lunak matematika dinamis ini
diciptakan oleh Markus Hohenwater dan sekarang telah diterjemahkan ke 40
bahasa. Pengguna di seluruh dunia dapat dengan leluasa mendownload software ini
dari situs resmi GeoGebra di http://www.geogebra.org. Penelitian tentang
efektifitas integrasi GeoGebra dalam pembelajaran matematika masih terbatas.
Namun, penelitian tentang perangkat lunak geometri dinamis lainnya dapat
menawarkan dampak efektif dalam pendidikan matematika dan berpotensi untuk
mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajaran aktif.
Selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memvisualisasikan elemen
matematika sehingga meningkatkan pembelajaran (Hodanbosi, 2001; Juli 2001;
Mohammad, 2004; Ahmad Tarmizi, Mohd Ayub, Bakar, Mohd Yunus, 2010).
Gambar 1
Menunjukkan beberapa snapshot yang diambil dengan menggunakan software GeoGebra


Gambar 1. GeoGebra
Software
2.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengidentifikasi perbedaan nilai rata-rata posttest antara siswa yang
memanfaatkan GeoGebra dan instruksi konvensional
2.
Untuk
mengidentifikasi perbedaan nilai posttest rata-rata siswa yang memanfaatkan
GeoGebra dan pengajaran konvensional di antara siswa dengan kemampuan
visual-spasial (HV) tinggi.
3.
Untuk
mengidentifikasi perbedaan nilai posttest rata-rata siswa yang menggunakan
GeoGebra dan pengajaran konvensional di antara siswa dengan kemampuan
visual-spasial (LV) yang rendah
3.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan penelitian kuasi
eksperimental dengan kelompok kontrol non-ekuivalen post-test hanya 2 x 2
(desain visual-spasial x) desain faktorial. Sampel penelitian terdiri dari dua
kelas Form Form yang homogen di Sekolah Menengah Perempuan Jalan Ipoh, Kuala
Lumpur, yang berusia 16 dan 17 tahun. Sebanyak 60 siswa yang terlibat dalam
penelitian ini namun hanya 53 di antaranya yang berhasil menyelesaikan tugas
yang ditugaskan. Jumlah siswa dalam kelompok GeoGebra adalah 27 siswa sedangkan
kelompok konvensional adalah 26 siswa. Masing-masing kelompok dikategorikan
menjadi dua jenis kemampuan visual-spasial (high-HV dan low-LV). Kemampuan
visualisasi spasial antar peserta didasarkan pada hasil Uji Kemampuan Uji
Kemampuan Visualisasi Spasial (SVATI) yang terdiri dari tes kertas dan pensil
yang berisi 29 item. Tiga jenis tugas spasial digunakan di SVATI; Tugas
konstruksi kubus, tugas kemampuan spasial 3D dan tugas rotasi mental (Alias,
2000). SVATI diberikan dua minggu sebelum pengobatan. Tabel 1 menunjukkan
GeoGebra dan kelompok konvensional berdasarkan tingkat kemampuan visualisasi
spasialnya.

Materi ajar untuk penelitian ini terdiri dari
seperangkat rencana pelajaran tentang topik meta Geo Koordinat untuk silsilah
Matematika Form Empat Tambahan dan satu set modul yang disiapkan oleh peneliti.
Modul yang terdiri dari isi pelajaran dibagikan kepada siswa untuk digunakan
sebagai pemandu sepanjang proses instruksional. Pada tahap pertama, kelompok
perlakuan diperkenalkan bagaimana menggunakan perangkat lunak GeoGebra.
Modul-modul familiarisasi GeoGebra dikembangkan untuk memungkinkan siswa untuk
terbiasa dengan perangkat lunak. Siswa diminta untuk mengeksplorasi berbagai
fitur dalam alat dan fungsinya. Selama fase kedua, kedua kelompok tersebut
memperkenalkan konsep dasar dari Koordinat Geometri dan sesi pemecahan masalah
matematika. Kemudian pada tahap ketiga, mereka menjalani tahap belajar mengajar
dan diberi pertanyaan penilaian untuk mengevaluasi tingkat pembelajaran jangka
pendek. Pada tahap ketiga, kelompok perlakuan diajari Koordinat Geometri yang
terintegrasi dengan GeoGebra sementara kelompok kontrol mengikuti sesi belajar
mengajar dalam pendekatan tradisional guru. Tujuh modul dikembangkan untuk
memungkinkan siswa belajar tentang Koordinat Geometri. Butuh waktu 40 menit
untuk menyelesaikan setiap modul. Pada akhir sesi pengobatan selama fase
keempat, siswa diberi post test. Tes pasca terdiri dari enam pertanyaan
subyektif dan dilakukan dengan menggunakan kertas dan pensil selama 45 menit.
4.
Pembahasan
Temuan penelitian ini didiskusikan berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan. Analisis nilai pencapaian post-test dilakukan
dengan menggunakan Paket Statistik Ilmu Sosial (SPSS)
4.1.Perbedaan
nilai rata-rata posttest antara siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan instruksi
konvensional
Dari tabel di
atas, hasil uji independent-t yang membandingkan hasil post-test dari kedua
kelompok menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor kinerja
rata-rata kelompok kontrol (M = 54,7, SD = 15,660) dibandingkan dengan GeoGebra
Kelompok (M = 65,23, SD = 19,202; t (51) = 2,259, p = .028 <.05). Perbedaan
antara mean adalah 10,53 poin pada tes 100 poin. Ukuran efek (eta kuadrat, K2)
kira-kira 0,09, yang dianggap efek moderat (Cohen, 1988). Temuan ini
menunjukkan bahwa siswa yang telah belajar Koordinat Geometri menggunakan
GeoGebra secara signifikan lebih baik dalam pencapaian mereka dibandingkan
dengan siswa yang menjalani pembelajaran tradisional.

4.2.Perbedaan
nilai posttest rata-rata siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan pengajaran
konvensional di antara siswa dengan kemampuan visual-spasial (HV) tinggi.
Tabel Tiga
menunjukkan hasil dari mahasiswa HV. Hasil uji independent-t yang membandingkan
hasil post-test kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor kinerja rata-rata kelompok kontrol (M = 61,667, SD =
13,793) dibandingkan kelompok GeoGebra (M = 67.583 , SD = 16.489; t (22) =
0,953, p =.351> .05). Namun, rata-rata skor siswa HV pada kelompok GeoGebra
lebih tinggi daripada hasil siswa HV di Control Group. Ukuran efek (eta
kuadrat) (K2) kira-kira 0,04, yang dianggap efeknya sangat kecil (Cohen, 1988).

4.3.Perbedaan
nilai rata-rata posttest siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan pengajaran
konvensional di antara siswa dengan kemampuan visual spasial rendah (LV)
Tabel berikut, menggambarkan kinerja rata-rata
kelompok Geogebra dan kelompok siswa dengan kemampuan visual-spasial (LV)
konvensional. Hasil uji independent-t yang membandingkan hasil post-test dari
kedua kelompok menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor
kinerja rata-rata kelompok kontrol (M = 48.786, SD = 15.106) dibandingkan
dengan kelompok GeoGebra (M = 64.067, SD = 21,569; t (27) = 2,222, p = .036
<.05). Perbedaan antara mean adalah 15.281 poin pada tes 100 poin. Ukuran
efek (eta kuadrat, K2) kira-kira 0,15, yang dianggap efeknya sangat besar
(Cohen, 1988). Temuan ini menunjukkan bahwa siswa LV yang telah menjalani
pembelajaran Coordinate Geometry menggunakan GeoGebra secara signifikan lebih
baik dalam pencapaian mereka daripada siswa yang menjalani pembelajaran
tradisional. Ini menunjukkan bahwa perangkat lunak GeoGebra meningkatkan siswa
LV dalam kinerja matematika mereka.

5.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara mean nilai siswa pada posttest yang mendukung kelompok
GeoGebra. Temuan menunjukkan bahwa instruksi dibantu komputer sebagai pelengkap
instruksi kelas tradisional lebih efektif daripada pengajaran tradisional saja.
Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian Hennessy, Fung dan Scanlon
(2001), Hannafin dan Foshay (2008), Ahmad Fauzi et. Al. (2010) dan Ahmad
Tarmizi et. Al. (2010) yang menemukan dampak positif dari penggunaan software
pembelajaran matematika sehingga meningkatkan pembelajaran dan pemahaman siswa.
Ini jelas menunjukkan keefektifan instruksional GeoGebra dibandingkan dengan
alat konstruksi tradisional. Penelitian ini memberikan alternatif kepada para
guru untuk memanfaatkan perangkat lunak matematika OSS sebagai alat dalam
kegiatan pembelajaran mereka. Siswa dapat mendownload software ini dan bisa
menggunakannya dari rumah mereka. Biaya biasanya merupakan faktor penentu dalam
memperoleh alat bantu pengajaran dan pembelajaran baru di sekolah, jadi OSS
dapat memecahkan masalah dimana tidak diperlukan biaya apapun.
Temuan ini menunjukkan tingginya kemampuan ahli
visualisasi spasial (HV) pada kelompok GeoGebra yang memiliki skor lebih baik
dibandingkan kelompok kontrol namun tidak signifikan. Namun demikian kombinasi
dari kemampuan visualisasi spasial yang rendah (LV) siswa, ada perbedaan yang
signifikan antara skor kinerja rata-rata kelompok kontrol dibandingkan kelompok
GeoGebra. Siswa LV pada kelompok GeoGebra secara signifikan lebih baik daripada
kelompok kontrol. Ini menunjukkan bahwa GeoGebra menyediakan siswa dalam
berbagai tingkat kemampuan visualisasi untuk mempelajari konsep geometris dan
untuk mengeksplorasi hubungan dengan mudah. GeoGebra sebagai Dynamic Geometry
Software dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam pembelajaran dengan
cara visualisasi untuk mempromosikan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman.
Perangkat lunak ini memberi para guru dan siswa alat baru yang gratis, cara
baru menggunakan teknologi dengan alat bantu visual untuk membantu siswa
berinteraksi dengan konsep matematika secara individu atau kelompok, di kelas,
atau di rumah, atau di tempat yang paling nyaman Untuk kebutuhan para guru dan
siswa yang menggunakan komputer. Alat ini dapat digunakan sebagai kegiatan
pelengkap untuk pengaturan kelas reguler, di mana siswa dapat memperoleh umpan
balik dari temuan mereka, dalam kegiatan kelas dan juga pekerjaan rumah mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Alias,M.(2000). SpatialVisualizationAbility andCivil EngineeringProblem Solving.Universityof Surrey,Guildford,United Kingdom.
Concepts.InternationalJournalforMathematics Teachingandlearning,
from http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/almeqdadi.pdfAhmadFauziAyub.,MohdZinM., Wong
SuLuan,&RohaniAhmadTarmizi.(2010).AComparison of
Two DifferentTechnologiesToolsin TutoringCalculus.Procedia-SocialandBehavioralSciences,2(2),481-486.
RohaniAhmadTarmizi,AhmadFauziMohdAyub,KamariahAbuBakar. 2010.EffectsofTechnologyEnhancedTeachingonPerformanceand
CognitiveLoadinCalculus.InternationalJournal ofEducation and
InformationTechnologies.Issues 2.Vol. 4:109–
119. NikAzis.(2008).
Isu-IsuKritikal dalam
Pendidikan Matematik.KualaLumpur: PenerbitUniversitiMalaya.
Battisa, M.(1999).GeometryResultsFromTheThirdInternationalMathematicsAndScienceStudy.TeachingChildrenMathematics,5(6),(pp.
367-373): Reston,VA:NCTM.
Cohen,J.(1988).StatisticalPowerAnalysisfor theBehaviourSciences.Hillsdale: NJ:Erlbaum.
Fluck,A.(2010).FromIntegrationtoTransform.InA. McDougall,J. Murnane,A.Jones&N.Reynolds(Eds.),ResearchingITin Education
Theory,
Practice and
FutureDirection.LondonandNewYork:Routledge.
Hannafin,R.D.,&Foshay,W.R.(2008).Computer-basedInstruction's(CBI)RediscoveredRoleinK-12;Anevaluationcasestudyofonehigh school's useof
CBItoimprovepass
ratesonhigh-stakes tests.EducationalTechnologyResearch
&Development,56(2),147-160.
Hennessy,
S.,
Fung, P., &Scanlon, E. (Writer) (2001).
The
Role
of the
Graphic Calculator
in Mediating
Graphing Activity [Article],
International JournalofMathematicalEducationin Science&Technology:Taylor&Francis Ltd.
Hodanbosi,C.L.(2001).AComparisonoftheEffectsofUsingaDynamicGeometrySoftwareProgramandConstructionToolsonLearner
Achievement.Unpublished Ph.D.,KentState University,United States-- Ohio.
Hohenwarter,J.,&Hohenwarter,M.(Writer)(2009).IntroducingDynamicMathematicsSoftwaretoSecondarySchoolTeachers:TheCaseof
GeoGebra[Article],JournalofComputersinMathematics&ScienceTeaching:AssociationfortheAdvancementofComputingin Education.
Hohenwarter,M.,Jarvis,D.,&Lavicza,Z.(Writer)(2009).LinkingGeometry,Algebra,andMathematicsTeachers:GeoGebraSoftwareandthe
Establishment ofthe InternationalGeoGebra
Institute[Article], International Journal for TechnologyinMathematics Education:
ResearchInformationLtd.
Hollebrands,K.F.(2007).TheRoleofaDynamicSoftwareProgramforGeometry intheStrategiesHighSchoolMathematics
StudentsEmploy.
JournalforResearch
inMathematicsEducation, 38(2),164-192.
Idris,N.(2006).TeachingandLearningofMathematics,MakingSenseandDevelopingCognitivesAbility.KualaLumpur:UtusanPublications
&Distributors
Sdn.Bhd.
Ismail,S.(2008).ICT andSchoolLinkage.Paperpresentedat theSEAMEOCouncilConference.fromhttp://www.moe.gov.my/43seameocc/download/MALAYSIA-%20ICT%20and%20School%20Linkages.pdf
July,R.A.(2001).Thinkinginthreedimensions:ExploringStudents'GeometricThinkingandSpatialAbilitywiththeGeometer'sSketchpad.
Unpublished Ed.D.,FloridaInternational University,UnitedStates--
Florida.
Kumar,N.,Rose,R.C.,&D'Silva,J.L.(2008).Teachers'ReadinesstoUseTechnologyintheClassroom:AnEmpiricalStudy.European
JournalofScientificResearch, 21(4),603-616.
Malaysia,G.o.(1997).SmartSchoolConceptual
BlueprintRetrieved30thSeptember2010,fromhttp://www.mscmalaysia.my/codenavia/portals/msc/images/pdf/ss-blueprint.pdf
Malaysia,K.P.(2006). PelanIndukPembangunanPendidikan 2006-2010.KualaLumpur.
Mohammad,A.H.(2004).TeachingandLearningwithTechnology:KuwaitiMathematicsPre-ServiceTeachers'CompetenciesandAttitudes.
Unpublished Ph.D.,The PennsylvaniaState University,UnitedStates–Pennsylvania
Scher, D.P. (2002). Students' Conceptionsof Geometryin
a Dynamic GeometrySoftwareEnvironment. Unpublished Ph.D., NewYork
University,UnitedStates--
NewYork.
SourceForge.net(2010).SourceForge.netStatisticsRetrieved31
Mac, 2010,fromhttp://www.sourceforge.net
Teoh,B.T.,&Fong,S.F.(2005).TheEffectsofGeometer’sSketchpadandGraphicCalculatorintheMalaysianMathematicsClassroom.
MalaysianOnline Journal ofInstructional Technology,2(2),82-96.
Travis, B.,& Lennon,E.(1997).SpatialSkills andComputer-EnhancedInstructioninCalculus.J.Comput.Math.Sci.Teach.,16(4), 467-475. Voorst, V. (1999). Technology
in Mathematics Teacher Education Retrieved
October 1, 2010, from
Tidak ada komentar:
Posting Komentar