Welcome To My Blog :D

Sabtu, 14 Oktober 2017

Pengaruh GeoGebra terhadap Prestasi Matematika

Memberi Pemahaman dalam PembelajaranSistem Koordinat Geometri

Abstrak


Banyak penelitian menunjukkan bahwa TIK telah terbukti bermanfaat sebagai alat untuk mendukung dan mentransformasi pengajaran dan pembelajaran. Di kelas matematika, TIK dapat membantu siswa dan guru melakukan perhitungan, menganalisis data, mengeksplorasi konsep matematika sehingga meningkatkan pemahaman matematika. Penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan post-test kelompok non-ekivalen ini dilakukan untuk menguji pengaruh penggunaan perangkat lunak bebas yang disebut GeoGebra dalam pembelajaran Koordinat Geometri di kalangan siswa yang tergolong kemampuan siswa dengan kemampuan visual spasial (HV) dan Siswa dengan kemampuan visual spasial rendah (LV). Alat Uji Kemampuan Visualisasi Spasial (SVATI) telah digunakan untuk mengkategorikan siswa dalam tingkat kemampuan spasial yang berbeda. Sebanyak 53 siswa sekolah menengah di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur ikut serta dalam penelitian ini. Mereka ditugaskan ke dalam dua kelompok yang berbeda. Satu kelompok diajarkan Koordinat Geometri menggunakan GeoGebra sementara yang lainnya belajar cara tradisional. Prestasi matematika siswa diukur dengan menggunakan post test pada akhir intervensi. Format tes didasarkan pada silabus Matematika KBSM Tambahan. Hasil uji t-test independen menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam prestasi matematika rata-rata antara kelompok GeoGebra (M = 65,23, SD = 19,202) dan kelompok strategi pengajaran tradisional (M = 54,7, SD = 15,660); [T (51) = 2.259, p = 0.028 <.0.05]. Penelitian ini juga menemukan bahwa siswa HV tampil lebih baik daripada siswa LV di kedua kelompok. Temuan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa HV antara kelompok GeoGebra dan kelompok tradisional. Sedangkan siswa LV pada kelompok GeoGebra (M = 64,07, SD = 21,569) secara signifikan mengungguli siswa LV pada kelompok tradisional (M = 48,79, SD = 15,106); [T (51) = 2.222, p = 0.036 <0.05]. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan GeoGebra meningkatkan kinerja siswa dalam pembelajaran Koordinat Geometri.

1.      PENDAHULUAN
Dalam lingkungan yang berubah dengan cepat ini, pendidikan harus berubah secepat teknologi. Menurut Fluck (2010), masa depan Informasi, Komunikasi dan Teknologi (TIK) harus berperan sebagai peran transformasi dalam pendidikan dan bukan integrasi ke dalam bidang studi yang ada. Pandangan transformatif TIK di bidang pendidikan mengharuskan kita untuk meneliti cara-cara baru tentang pedagog dan kurikulum yang sesuai bagi generasi baru yang bekerja dengan alat baru. Di Malaysia, investasi besar di bidang TIK telah diimplementasikan untuk mencapai pengajaran dan pembelajaran yang efektif di kelas. Kementerian Pendidikan Malaysia (MOE) telah melihat penerapan dan penggunaan TIK di bidang pendidikan di Malaysia sebagai upaya utama untuk menciptakan pekerja berbasis pengetahuan yang nantinya akan menghasilkan ekonomi (Ismail, 2008).
Untuk itu, Pemerintah Malaysia telah meluncurkan beberapa proyek mega yang bisa memulai penggunaan TIK selama pengajaran dan pembelajaran. Melalui proyek mega Multimedia Super Corridor, Smart School dibangun dengan peralatan TIK terbaru untuk membuat Litbang sesuai dengan kebutuhan kontemporer. Program Smart School dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berpikiran dan melek teknologi, demokratisasi pendidikan, mendorong partisipasi pemangku kepentingan dalam pendidikan, mengembangkan potensi individu secara keseluruhan, dan memberi kesempatan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan individu (Smart School Conceptual Blueprint , 1997). Ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan potensi siswa Malaysia di semua sekolah menggunakan TIK sebagai enabler untuk membuat pembelajaran di kelas lebih efektif (Kementerian Pendidikan Malaysia, 2006).
Upaya MOE Malaysia ini juga sejalan dengan Prinsip dan Standar Guru Matematika Nasional (NCTM) untuk Matematika Sekolah dimana mereka mendedikasikan teknologi sebagai salah satu dari enam prinsip mereka untuk matematika sekolah. Menurut NCTM (2000), teknologi sangat penting dalam pengajaran dan pembelajaran matematika dimana hal itu dapat mempengaruhi matematika yang diajarkan dan meningkatkan pembelajaran siswa. Selain itu, teknologi juga dapat membantu siswa untuk memberikan gambaran visual mereka tentang gagasan matematika, mengatur dan menganalisis data, dan dapat menghitung secara efisien dan akurat. Teknologi dapat mendukung siswa untuk menyelidiki di setiap bidang matematika, seperti geometri, statistik, aljabar, pengukuran dan angka (NCTM, 2000).
Literatur telah menunjukkan bahwa kemajuan komputer telah membawa inovasi hebat dan oleh karena itu guru sekolah harus kompeten dalam menggunakan komputer sehingga mereka dapat memaksimalkan penggunaannya dalam pengajaran dan pembelajaran (Kumar, Rose, & D'Silva, 2008). Sebagai tambahan, Nik Azis (2008) membedakan bahwa penggunaan TIK harus diintegrasikan dalam Kurikulum Matematika baik secara formal maupun informal dan tidak menjadikannya sebagai komponen tambahan. Dengan mengintegrasikan TIK ke dalam praktik pengajaran sehari-hari mereka, para guru dapat memberikan kesempatan kreatif untuk mendukung pembelajaran siswa dan mendorong perolehan pengetahuan dan keterampilan matematika (Hohenwarter & Hohenwarter, 2009). Bila alat teknologi tersedia, siswa dapat fokus pada pengambilan keputusan, refleksi, penalaran, dan pemecahan masalah. Siswa juga bisa mendapatkan keuntungan dengan cara yang berbeda dari integrasi teknologi ke dalam pengajaran dan pembelajaran sehari-hari. Sebagai contoh, Hollebrands (2007) menyoroti bahwa kesempatan belajar baru disediakan di lingkungan teknologi yang berpotensi membantu siswa untuk terlibat dengan objek matematika dan tingkat pemahaman yang berbeda. TIK juga menambahkan dimensi baru dalam pengajaran dan pembelajaran Matematika dengan membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika tertentu (Voorst, 1999). Van Voorst (1999) dan Hohenwater (2009) mengklaim bahwa visualisasi dan eksplorasi objek dan konsep matematika di lingkungan multimedia dapat mendorong pemahaman dengan cara baru.
Di Malaysia, geometri diajarkan di tingkat sekolah dasar dan menengah. Koordinat Geometri diajarkan dalam bentuk empat untuk siswa yang mengambil mata kuliah Matematika Tambahan. Geometri didefinisikan sebagai keterampilan dasar oleh Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM, 2000). Geometri pembelajaran mungkin tidak mudah dan sejumlah besar siswa gagal mengembangkan pemahaman yang memadai tentang konsep geometri, penalaran geometri dan keterampilan memecahkan masalah geometri (Battisa, 1999; Idris, 2006). Menurut Noraini Idris (2006) kurangnya pemahaman dalam belajar geometri sering menyebabkan keputusasaan di antara siswa, yang selalu akan menyebabkan kinerja geometri buruk. Dia mengklaim bahwa beberapa faktor telah diidentifikasi menyebabkan kesulitan dalam pembelajaran geometri, yaitu bahasa geometri, kemampuan visualisasi dan instruksi yang tidak efektif. Selanjutnya, ia menyoroti bahwa visualisasi spasial telah dikaitkan dengan pencapaian geometris karena geometri bersifat visual. Geometri membutuhkan kemampuan memvisualisasikan namun banyak siswa tidak dapat memvisualisasikan objek tiga dimensi dalam perspektif dua dimensi. Geometri adalah studi tentang bentuk dan ruang (Guven & Kosa, 2008).Tanpa kemampuan spasial, siswa tidak dapat sepenuhnya menghargai alam. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa teknologi memiliki potensi penting untuk mengembangkan keterampilan spasial. Travis dan Lenon (1997) menggunakan MAPLE, sebuah paket perangkat lunak komputer dengan kemampuan grafik untuk meningkatkan keterampilan spasial menemukan bahwa siswa di kelas eksperimen lebih berhasil dalam tes keterampilan spasial. Dalam penelitian lain, Hodanbosi (2001) menggunakan Geometer's Sketchpad (GSP), perangkat lunak geometri dinamis menemukan bahwa siswa di kelompok GSP memiliki nilai pencapaian signifikan lebih tinggi pada Tes Prestasi Geometri daripada siswa dalam kelompok tradisional.
Dalam studi ini, GeoGebra OSS dipilih dari paket perangkat lunak yang tersedia untuk pengajaran dan pembelajaran matematika. GeoGebra adalah perangkat lunak dinamis open source gratis untuk pengajaran dan pembelajaran matematika yang menawarkan fitur geometri dan aljabar di lingkungan perangkat lunak yang terhubung sepenuhnya. Ini dirancang untuk menggabungkan fitur perangkat lunak geometri dinamis (misalnya Geometri Cabri, Sketsa Geometer) dan sistem aljabar komputer (misalnya Deriv, Maple) dalam satu, terpadu, dan mudah digunakan untuk belajar matematika, (Hohenwarter, Jarvis , & Lavicza, 2009). Program perangkat lunak matematika dinamis ini diciptakan oleh Markus Hohenwater dan sekarang telah diterjemahkan ke 40 bahasa. Pengguna di seluruh dunia dapat dengan leluasa mendownload software ini dari situs resmi GeoGebra di http://www.geogebra.org. Penelitian tentang efektifitas integrasi GeoGebra dalam pembelajaran matematika masih terbatas. Namun, penelitian tentang perangkat lunak geometri dinamis lainnya dapat menawarkan dampak efektif dalam pendidikan matematika dan berpotensi untuk mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajaran aktif. Selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memvisualisasikan elemen matematika sehingga meningkatkan pembelajaran (Hodanbosi, 2001; Juli 2001; Mohammad, 2004; Ahmad Tarmizi, Mohd Ayub, Bakar, Mohd Yunus, 2010).

Gambar 1 Menunjukkan beberapa snapshot yang diambil dengan menggunakan software GeoGebra

Gambar 1. GeoGebra Software
2.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengidentifikasi perbedaan nilai rata-rata posttest antara siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan instruksi konvensional
2.      Untuk mengidentifikasi perbedaan nilai posttest rata-rata siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan pengajaran konvensional di antara siswa dengan kemampuan visual-spasial (HV) tinggi.
3.      Untuk mengidentifikasi perbedaan nilai posttest rata-rata siswa yang menggunakan GeoGebra dan pengajaran konvensional di antara siswa dengan kemampuan visual-spasial (LV) yang rendah

3.      Metodologi
Penelitian ini menggunakan penelitian kuasi eksperimental dengan kelompok kontrol non-ekuivalen post-test hanya 2 x 2 (desain visual-spasial x) desain faktorial. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas Form Form yang homogen di Sekolah Menengah Perempuan Jalan Ipoh, Kuala Lumpur, yang berusia 16 dan 17 tahun. Sebanyak 60 siswa yang terlibat dalam penelitian ini namun hanya 53 di antaranya yang berhasil menyelesaikan tugas yang ditugaskan. Jumlah siswa dalam kelompok GeoGebra adalah 27 siswa sedangkan kelompok konvensional adalah 26 siswa. Masing-masing kelompok dikategorikan menjadi dua jenis kemampuan visual-spasial (high-HV dan low-LV). Kemampuan visualisasi spasial antar peserta didasarkan pada hasil Uji Kemampuan Uji Kemampuan Visualisasi Spasial (SVATI) yang terdiri dari tes kertas dan pensil yang berisi 29 item. Tiga jenis tugas spasial digunakan di SVATI; Tugas konstruksi kubus, tugas kemampuan spasial 3D dan tugas rotasi mental (Alias, 2000). SVATI diberikan dua minggu sebelum pengobatan. Tabel 1 menunjukkan GeoGebra dan kelompok konvensional berdasarkan tingkat kemampuan visualisasi spasialnya.
Materi ajar untuk penelitian ini terdiri dari seperangkat rencana pelajaran tentang topik meta Geo Koordinat untuk silsilah Matematika Form Empat Tambahan dan satu set modul yang disiapkan oleh peneliti. Modul yang terdiri dari isi pelajaran dibagikan kepada siswa untuk digunakan sebagai pemandu sepanjang proses instruksional. Pada tahap pertama, kelompok perlakuan diperkenalkan bagaimana menggunakan perangkat lunak GeoGebra. Modul-modul familiarisasi GeoGebra dikembangkan untuk memungkinkan siswa untuk terbiasa dengan perangkat lunak. Siswa diminta untuk mengeksplorasi berbagai fitur dalam alat dan fungsinya. Selama fase kedua, kedua kelompok tersebut memperkenalkan konsep dasar dari Koordinat Geometri dan sesi pemecahan masalah matematika. Kemudian pada tahap ketiga, mereka menjalani tahap belajar mengajar dan diberi pertanyaan penilaian untuk mengevaluasi tingkat pembelajaran jangka pendek. Pada tahap ketiga, kelompok perlakuan diajari Koordinat Geometri yang terintegrasi dengan GeoGebra sementara kelompok kontrol mengikuti sesi belajar mengajar dalam pendekatan tradisional guru. Tujuh modul dikembangkan untuk memungkinkan siswa belajar tentang Koordinat Geometri. Butuh waktu 40 menit untuk menyelesaikan setiap modul. Pada akhir sesi pengobatan selama fase keempat, siswa diberi post test. Tes pasca terdiri dari enam pertanyaan subyektif dan dilakukan dengan menggunakan kertas dan pensil selama 45 menit.

4.      Pembahasan
Temuan penelitian ini didiskusikan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Analisis nilai pencapaian post-test dilakukan dengan menggunakan Paket Statistik Ilmu Sosial (SPSS)
4.1.Perbedaan nilai rata-rata posttest antara siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan instruksi konvensional
Dari tabel di atas, hasil uji independent-t yang membandingkan hasil post-test dari kedua kelompok menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor kinerja rata-rata kelompok kontrol (M = 54,7, SD = 15,660) dibandingkan dengan GeoGebra Kelompok (M = 65,23, SD = 19,202; t (51) = 2,259, p = .028 <.05). Perbedaan antara mean adalah 10,53 poin pada tes 100 poin. Ukuran efek (eta kuadrat, K2) kira-kira 0,09, yang dianggap efek moderat (Cohen, 1988). Temuan ini menunjukkan bahwa siswa yang telah belajar Koordinat Geometri menggunakan GeoGebra secara signifikan lebih baik dalam pencapaian mereka dibandingkan dengan siswa yang menjalani pembelajaran tradisional.
4.2.Perbedaan nilai posttest rata-rata siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan pengajaran konvensional di antara siswa dengan kemampuan visual-spasial (HV) tinggi.
Tabel Tiga menunjukkan hasil dari mahasiswa HV. Hasil uji independent-t yang membandingkan hasil post-test kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor kinerja rata-rata kelompok kontrol (M = 61,667, SD = 13,793) dibandingkan kelompok GeoGebra (M = 67.583 , SD = 16.489; t (22) = 0,953, p =.351> .05). Namun, rata-rata skor siswa HV pada kelompok GeoGebra lebih tinggi daripada hasil siswa HV di Control Group. Ukuran efek (eta kuadrat) (K2) kira-kira 0,04, yang dianggap efeknya sangat kecil (Cohen, 1988).
4.3.Perbedaan nilai rata-rata posttest siswa yang memanfaatkan GeoGebra dan pengajaran konvensional di antara siswa dengan kemampuan visual spasial rendah (LV)
Tabel berikut, menggambarkan kinerja rata-rata kelompok Geogebra dan kelompok siswa dengan kemampuan visual-spasial (LV) konvensional. Hasil uji independent-t yang membandingkan hasil post-test dari kedua kelompok menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kinerja rata-rata kelompok kontrol (M = 48.786, SD = 15.106) dibandingkan dengan kelompok GeoGebra (M = 64.067, SD = 21,569; t (27) = 2,222, p = .036 <.05). Perbedaan antara mean adalah 15.281 poin pada tes 100 poin. Ukuran efek (eta kuadrat, K2) kira-kira 0,15, yang dianggap efeknya sangat besar (Cohen, 1988). Temuan ini menunjukkan bahwa siswa LV yang telah menjalani pembelajaran Coordinate Geometry menggunakan GeoGebra secara signifikan lebih baik dalam pencapaian mereka daripada siswa yang menjalani pembelajaran tradisional. Ini menunjukkan bahwa perangkat lunak GeoGebra meningkatkan siswa LV dalam kinerja matematika mereka.


5.      Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mean nilai siswa pada posttest yang mendukung kelompok GeoGebra. Temuan menunjukkan bahwa instruksi dibantu komputer sebagai pelengkap instruksi kelas tradisional lebih efektif daripada pengajaran tradisional saja. Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian Hennessy, Fung dan Scanlon (2001), Hannafin dan Foshay (2008), Ahmad Fauzi et. Al. (2010) dan Ahmad Tarmizi et. Al. (2010) yang menemukan dampak positif dari penggunaan software pembelajaran matematika sehingga meningkatkan pembelajaran dan pemahaman siswa. Ini jelas menunjukkan keefektifan instruksional GeoGebra dibandingkan dengan alat konstruksi tradisional. Penelitian ini memberikan alternatif kepada para guru untuk memanfaatkan perangkat lunak matematika OSS sebagai alat dalam kegiatan pembelajaran mereka. Siswa dapat mendownload software ini dan bisa menggunakannya dari rumah mereka. Biaya biasanya merupakan faktor penentu dalam memperoleh alat bantu pengajaran dan pembelajaran baru di sekolah, jadi OSS dapat memecahkan masalah dimana tidak diperlukan biaya apapun.
Temuan ini menunjukkan tingginya kemampuan ahli visualisasi spasial (HV) pada kelompok GeoGebra yang memiliki skor lebih baik dibandingkan kelompok kontrol namun tidak signifikan. Namun demikian kombinasi dari kemampuan visualisasi spasial yang rendah (LV) siswa, ada perbedaan yang signifikan antara skor kinerja rata-rata kelompok kontrol dibandingkan kelompok GeoGebra. Siswa LV pada kelompok GeoGebra secara signifikan lebih baik daripada kelompok kontrol. Ini menunjukkan bahwa GeoGebra menyediakan siswa dalam berbagai tingkat kemampuan visualisasi untuk mempelajari konsep geometris dan untuk mengeksplorasi hubungan dengan mudah. GeoGebra sebagai Dynamic Geometry Software dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam pembelajaran dengan cara visualisasi untuk mempromosikan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman. Perangkat lunak ini memberi para guru dan siswa alat baru yang gratis, cara baru menggunakan teknologi dengan alat bantu visual untuk membantu siswa berinteraksi dengan konsep matematika secara individu atau kelompok, di kelas, atau di rumah, atau di tempat yang paling nyaman Untuk kebutuhan para guru dan siswa yang menggunakan komputer. Alat ini dapat digunakan sebagai kegiatan pelengkap untuk pengaturan kelas reguler, di mana siswa dapat memperoleh umpan balik dari temuan mereka, dalam kegiatan kelas dan juga pekerjaan rumah mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Alias,M.(2000). SpatialVisualizationAbility andCivil EngineeringProblem Solving.Universityof Surrey,Guildford,United Kingdom.
Concepts.InternationalJournalforMathematics Teachingandlearning, from http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/almeqdadi.pdfAhmadFauziAyub.,MohdZinM., Wong SuLuan,&RohaniAhmadTarmizi.(2010).AComparison of Two DifferentTechnologiesToolsin TutoringCalculus.Procedia-SocialandBehavioralSciences,2(2),481-486.
RohaniAhmadTarmizi,AhmadFauziMohdAyub,KamariahAbuBakar. 2010.EffectsofTechnologyEnhancedTeachingonPerformanceand
CognitiveLoadinCalculus.InternationalJournal ofEducation and InformationTechnologies.Issues 2.Vol. 4:109– 119. NikAzis.(2008). Isu-IsuKritikal dalam Pendidikan Matematik.KualaLumpur: PenerbitUniversitiMalaya.
Battisa, M.(1999).GeometryResultsFromTheThirdInternationalMathematicsAndScienceStudy.TeachingChildrenMathematics,5(6),(pp.
367-373): Reston,VA:NCTM.
Cohen,J.(1988).StatisticalPowerAnalysisfor theBehaviourSciences.Hillsdale: NJ:Erlbaum.
Fluck,A.(2010).FromIntegrationtoTransform.InA. McDougall,J. Murnane,A.Jones&N.Reynolds(Eds.),ResearchingITin Education
Theory, Practice and FutureDirection.LondonandNewYork:Routledge.
Hannafin,R.D.,&Foshay,W.R.(2008).Computer-basedInstruction's(CBI)RediscoveredRoleinK-12;Anevaluationcasestudyofonehigh school's useof CBItoimprovepass ratesonhigh-stakes tests.EducationalTechnologyResearch &Development,56(2),147-160.
Hennessy, S., Fung, P., &Scanlon, E. (Writer) (2001). The Role of the Graphic Calculator in Mediating Graphing Activity [Article],
International JournalofMathematicalEducationin Science&Technology:Taylor&Francis Ltd.
Hodanbosi,C.L.(2001).AComparisonoftheEffectsofUsingaDynamicGeometrySoftwareProgramandConstructionToolsonLearner
Achievement.Unpublished Ph.D.,KentState University,United States-- Ohio.
Hohenwarter,J.,&Hohenwarter,M.(Writer)(2009).IntroducingDynamicMathematicsSoftwaretoSecondarySchoolTeachers:TheCaseof GeoGebra[Article],JournalofComputersinMathematics&ScienceTeaching:AssociationfortheAdvancementofComputingin Education.
Hohenwarter,M.,Jarvis,D.,&Lavicza,Z.(Writer)(2009).LinkingGeometry,Algebra,andMathematicsTeachers:GeoGebraSoftwareandthe EstablishmenofthInternationalGeoGebra Institute[Article], InternationaJournafoTechnologyinMathematicEducation: ResearchInformationLtd.
Hollebrands,K.F.(2007).TheRoleofaDynamicSoftwareProgramforGeometry intheStrategiesHighSchoolMathematics StudentsEmploy.
JournalforResearch inMathematicsEducation, 38(2),164-192.
Idris,N.(2006).TeachingandLearningofMathematics,MakingSenseandDevelopingCognitivesAbility.KualaLumpur:UtusanPublications
&Distributors Sdn.Bhd.
Ismail,S.(2008).ICT andSchoolLinkage.Paperpresentedat theSEAMEOCouncilConference.fromhttp://www.moe.gov.my/43seameocc/download/MALAYSIA-%20ICT%20and%20School%20Linkages.pdf
July,R.A.(2001).Thinkinginthreedimensions:ExploringStudents'GeometricThinkingandSpatialAbilitywiththeGeometer'sSketchpad.
Unpublished Ed.D.,FloridaInternational University,UnitedStates-- Florida.
Kumar,N.,Rose,R.C.,&D'Silva,J.L.(2008).Teachers'ReadinesstoUseTechnologyintheClassroom:AnEmpiricalStudy.European
JournalofScientificResearch, 21(4),603-616.
Malaysia,G.o.(1997).SmartSchoolConceptual BlueprintRetrieved30thSeptember2010,fromhttp://www.mscmalaysia.my/codenavia/portals/msc/images/pdf/ss-blueprint.pdf
Malaysia,K.P.(2006). PelanIndukPembangunanPendidikan 2006-2010.KualaLumpur.
Mohammad,A.H.(2004).TeachingandLearningwithTechnology:KuwaitiMathematicsPre-ServiceTeachers'CompetenciesandAttitudes.
Unpublished Ph.D.,The PennsylvaniaState University,UnitedStates–Pennsylvania
ScherD.P(2002). Students'  ConceptionsoGeometryin  a  DynamiGeometrySoftwareEnvironment. UnpublishePh.D.NewYork
University,UnitedStates-- NewYork.
SourceForge.net(2010).SourceForge.netStatisticsRetrieved31 Mac, 2010,fromhttp://www.sourceforge.net
Teoh,B.T.,&Fong,S.F.(2005).TheEffectsofGeometer’sSketchpadandGraphicCalculatorintheMalaysianMathematicsClassroom.
MalaysianOnline Journal ofInstructional Technology,2(2),82-96.
Travis, B.,& Lennon,E.(1997).SpatialSkills andComputer-EnhancedInstructioninCalculus.J.Comput.Math.Sci.Teach.,16(4), 467-475. Voorst,      V.      (1999).      Technology      in      Mathematics      Teacher      Education      Retrieved      October      1,      2010,      from

Tidak ada komentar:

Posting Komentar